Network
KEDUTODAY.COM - Shiba Inu melanjutkan jalur pendakian sejak 20 Desember meski belum mencapai pertumbuhan lebih dari 30 persen dalam beberapa hari terakhir.
Pertumbuhan Shiba Inu kemungkinan akan berakhir jika aset crypto ini gagal melewati resistensi teknis dalam waktu dekat.
Salah satu resistensi signifikan pertama di jalur Shiba Inu adalah rata-rata pergerakan eksponensial 50 hari, ini merupakan pergerakan rata-rata SHIB dalam 50 hari terakhir.
Setiap kali harga Shiba Inu diperdagangkan di atas garis, pergerakan tersebut kemudian akan dianggap sebagai bullish.
Baca Juga: Ambisi Besar MATIC Geser ETH Terus Berlanjut, Ini Kolaborasi Terbaru Polygon untuk 2022
Jika harga hanya mencapai garis seperti yang disebutkan sebelumnya, ini bisa bertindak sebagai titik resistensi yang menentukan apakah suatu aset mengubah tren jangka menengahnya atau tidak.
Dalam kasus Shiba Inu, EMA 50 hari sebelumnya mengirimkannya ke kondisi koreksi jangka pendek yang dalam dan berpotensi mengakibatkan kerugian 25 persen.
Menurut data yang dikutip dari WhaleStats, nilai kepemilikan Shiba Inu dari para cukong telah mencapai 2 miliar dolar atau hampir sekitar Rp28,3 triliun.
Kepemilikan dompet para cukong bahkan mencapai jumlah yang sama sebelum koreksi 70 persen yang terjadi dari akhir Oktober hingga 20 Desember 2021 lalu.
