KEDUTODAY.COM - Berikut 5 bangunan terkenal di luar negeri yang menggunakan barang bekas seperti halnya rumah botol Ridwan Kamil.
Rumah botol Ridwan Kamil yang menghabiskan pada 30.000 botol tersebut sampai saat ini masih menjadi salah satu bangunan ikonik di Jawa Barat.
Meskipun menggunakan barang bekas, Rumah Botol Ridwan Kamil meraih penghargaan Green Design Award 2009 dari BCI Asia karena ramah lingkungan.
Baca Juga: Bikin Netizen Terpesona, Berikut Profil dan Biodata Si Janda Cantik Angel Karamoy
Ternyata, Rumah Botol tidak hanya ada di Indonesia. Di luar negeri juga terdapat bangunan yang memanfaatkan botol hingga kertas koran.
Barang-barang bekas tersebut mampu menghasilkan karya luar biasa sehingga memiliki daya tarik bagi orang-orang yang melihatnya.
Seperti dilansir KeduToday.com dari Smithsonian Magazine pada 17 Juni 2022, berikut 5 bangunan yang juga memanfaatkan barang bekas.
Baca Juga: Hasil Babak Quarter Final Indonesia Open 2022: Pramudya/Yeremia Kalah dari Malaysia
1. Rumah Kertas, Rockport, Massachusetts
Menggunakan alat berupa ember dan material berupa kertas dan lem, Stenman memotong dan menyusun kertas setebal satu inci diantara rangka kayu dan atap rumah.
Bangunan ini mampu bertahan selama seratus tahun. Melihat fakta tersebut, ia kemudian juga membuat meja dan kursi dengan bahan yang sama.
Bangunan tersebut dibuka untuk umum sejak 1930-an tanpa bea masuk, hingga pada 1942 pengunjung harus membayar karcis sebesar 10 sen per orang, setelah statusnya berubah menjadi museum.
Pada tahun 2019, harga tiket untuk orang dewasa sebesar 2 dolar dan 1 dolar untuk anak-anak.
Pengunjung dapat membaca berita pada masa lampau pasalnya kertas dibuat sedemikian rupa sehingga tulisannya masih bisa dibaca.
2. Rumah Kaleng Bir, Houston
Ia memanfaatkan kaleng bekas sebagai material utama dalam membangun rumah.
Ia mulai membangun rumah botolnya pada tahun 1968 dan selesai pada 18 tahun berikutnya.
John mengumpulkan sebanyak 50.000 kaleng bir dalam membuat pelapis aluminium untuk rancangannya tersebut.
Setelah kematian sang istri, The Beer Can House diakuisisi oleh The Orange Show for Visionary Art, sebuah yayasan nirlaba yang berfokus pada pelestarian karya luar biasa yang menggunakan teknik daur ulang.
Publik dapat berkunjung ke bangunan ini hari Sabtu dan Minggu kecuali di musim panas yang waktunya diperpanjang.
3. Desa Botol Plastik, Bocas del Toro, Panama
Ketika itu ia mempelopori program daur ulang untuk Bocas del Toro, sebuah provinsi yang terdiri dari sebagian daratan dan pulau-pulau di barat laut Panama.
Botol-botol tersebut didapat di sepanjang jalan-jalan kota dan pantai.
Bekerjasama dengan penduduk setempat, Bezeau memanfaatkan sampah plastik dan untuk membangun sebuah bangunan menggunakan sampah.
Kemudian ia gunakan botol-botol tersebut sebagai pengganti batu-bata untuk merancang struktur tersebut.
Melihat ketersediaan botol yang melimpah, tim tersebut membangun sebuah desa, termasuk sebuah kastil empat lantai yang menghabiskan 40.000 botol air dan soda plastik kosong.
4. Biotektur Earthship, Taos, New Mexico
Setelah lulus dari perguruan tinggi, ia pindah ke Taos, tepatnya awal 1970-an.
Hamparan gurun pasir dengan iklim kering yang terdapat di wilayah tersebut telah menginspirasinya untuk merancang rumah tenaga surya ini.
Berawal dari enam kaleng bir dan beberapa beton adobe, Reynolds merancang rumah yang tidak hanya tahan lama dan hemat energi tetapi bisa dibangun bahkan oleh orang yang tidak memiliki latar belakang dalam bidang rancang bangun.
Earthship Biotecture, sebuah organisasi yang mempromosikan pembangunan rumah berkelanjutan dengan kantor pusat di Taos ini menawarkan rumah inap di wilayahnya termasuk salah satunya adalah Phoenix Earthship.
Bangunan seluas 5.300 kaki persegi atau sebanding dengan 492.3861m² ini menyerupai rumah kaca.
Tersedia tur mandiri melalui Earthship Visitor Center.
5. Rumah Botol, Cape Egmont, Pulau Prince Edward, Kanada
Bapak dan anak ini memulai pembangunan rumah botol tersebut tahun 1980.
Mereka terinspirasi oleh sebuah kastil saat berkunjung ke Boswell, British Columbia yang menggunakan material berupa botol cairan pembalseman kaca kosong.
Selama berbulan-bulan, mereka mengumpulkan botol-botol kosong dari restoran lokal, ruang dansa, teman dan juga tetangga.
Baca Juga: Cerita Unik di Balik Rumah Botol Ridwan Kamil, Simak Profil dan Biodata sang Arsitek
Pada tahun 1981 bangunan yang memiliki enam lantai ini dibuka untuk umum.
Tanggapan positif dari publik akhirnya mengisnpirasi mereka untuk kembali merancang bangunan dengan memanfaatkan botol.
Pada tahun 1982 mereka mendirikan sebuah kedai dan gereja di1983 dengan material serupa.
Bangunan tetap terbuka untuk dikunjungi oleh wisatawan. Saat cuaca cerah, perpaduan botol bening, hijau, biru dan coklat menciptakan perpaduan dan cahaya yang menawan.
Itulah 5 bangunan terkenal di luar negeri yang menggunakan barang bekas seperti halnya rumah botol Ridwan Kamil.
Baca Juga: Nama Istri Ridwan Kamil Ternyata Mengandung Makna yang Indah, Ini Arti Nama Atalia Praratya
Melansir The Earth Project pada Minggu, 19 Juni 2022, berikut ini 5 manfaat mendaur ulang botol plastik.
1. Jumlah limbah yang lebih rendah
Apabila tidak di daur ulang maka tumpukan botol plastik di tempat pembuangan sampah akan semakin menggunung karena tidak bisa terurai.
Sementara itu ketersedian ruang penampungan sangat terbatas.
Dengan mendaur ulang botol plastik maka akan ikut serta dalam mengurangi jumlah sampah.
Lebih dari itu, kegiatan daur ulang juga mencegah tumpukan botol di lautan yang dapat mengancam kelestarian ekosistem di dalamnya.
Botol plastik tersebut bisa saja termakan oleh hewan laut mengganggu populasi atau biota lainnya.
Baca Juga: Lukisan Ridwan Kamil Terjual di NFT Seharga 1 ETH, Netizen: Saya Jual 1 Aja Susah
2. Menurunkan emisi gas rumah kaca
Produksi plastik menimbulkan efek rumah kaca juga karbondioksida yang ikut andil dalam peningkatan emisi gas rumah kaca.
Sedangkan proses daur ulang botol plastik membutuhkan bahan bakar dan energi fosil dengan jumlah yang lebih sedikit sehingga mengurangi emisi karbon.
Emisi gas rumah kaca merupakan pemicu utama pemanasan global.
Dengan daur ulang secara tidak langsung telah , menurunkan dampaknya terhadap lingkungan dan mengurangi laju efek perubahan iklim.
Mengutip laporan The Earth Project dari The Environmental Protection Agency, rata-rata keluarga dapat mengurangi emisi karbon sebesar 340 pon dengan mendaur ulang sampah plastik.
3. Menurunkan tingkat polusi
Selain dapat mengurangi emisi secara signifikan, daur ulang juga mengurangi tingkat polusi di bumi.
Semakin banyak tempat pembuangan sampah, semakin beracun udara yang dihasilkan.
Selain itu, resin plastik dapat meresap ke dalam tanah dan merusak kelestarian lingkungan.
4. Hemat energi
Daur membutuhkan energi yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan membuat produk baru.
Dengan demikian dapat mengurangi penggunaan listrik serta bahan bakar yang digunakan.
5. Penghematan sumber daya alam
Proses daur ulang tidak begitu menguras sumber daya alam yang ada seperti minyak bumi yang persediaannya terbatas.
Mengutip laporan The Earth Project yang menerbitkan informasi ini beberapa tahun lalu, Badan Perlindungan Lingkungan mengatakan bahwa untuk setiap satu ton plastik yang didaur ulang dapat menghemat hampir 3,8 barel minyak mentah.
Pada tahun 2008, sejumlah 2,12 juta barang plastik didaur ulang, yang memiliki nilai setara dengan sekitar 7,6 juta barel minyak mentah.
6. Menjaga keberlanjutan sumber daya alam
Dengan mendaur ulang maka sumber daya alam dapat dijaga kelestariannya.
Dengan begitu, kegiatan eksploitasi bahan mentah dalam pembuatan produk baru dapat dicegah.
Melakukan daur ulang memungkinkan ketersediaan sumber daya alam akan sampai pada generasi mendatang.
Baca artikel menarik lainnya di KeduToday.com.***