KEDUTODAY.COM - Bolehkah melaksanakan puasa Syawal yang dilakukan dengan tidak berturutan selama enam hari?
Bagaimana hukumnya dan apa perbedaan pahala dengan yang melaksanakan puasa Syawal secara berurutan? Simak penjelasan dari Ustadz Adi Hidayat berikut ini.
Amalan ibadah sunnah setelah umat Islam merayakan Idul Fitri adalah puasa Syawal.
Baca Juga: Blake Lively Tampil Glamor dengan Gaun Atelier Versace di Met Gala 2022
Menurut Ustadz Adi Hidayat, bulan Syawal menjadi bulan yang menjadi tapak bagi umat Islam untuk mempertahankan keimanan setelah sebelumnya menjalankan ibadah puasa Ramadan.
Oleh karena itu, Rasullulah sangat menganjurkan untuk melaksanakan puasa 6 hari di bulan Syawal.
Apakah melaksanakan puasa Syawal harus secara berurutan atau bolehkah di jeda, berselang-seling?
Baca Juga: Simak 7 Drakor Rating Tertinggi di Jepang via Netflix April 2022
Dikutip oleh KeduToday.com dari kanal YouTube Muslimah Hijrah ID, Ustadz Adi Hidayat memberikan penjelasan bahwa umat Islam yang hendak menjalankan puasa Syawal maka diberikan kelonggaran berupa waktu yang panjang dimulai dari awal bulan Syawal hingga akhir bulan Syawal.
Namun demikian, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa puasa Syawal baru bisa dilakukan pada hari kedua Syawal.
Pada hari pertama atau 1 Syawal hukumnya haram untuk berpuasa pada hari tersebut.
Umat Islam bisa memilih hari untuk berpuasa sesuai dengan kenyamanannya.
Meski waktu yang diberikan untuk melaksanakan puasa Syawal cukup panjang, dari 2 Syawal hingga 29 Syawal, namun apabila dilakukan lebih cepat (di awal-awal bulan Syawal) maka akan semakin baik.
Hal ini djelaskan dalam Qs Al-Maidah ayat 48 :
فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
“Berlomba-lombalah berbuat kebajikan.” (QS. Al-Maidah: 48)
Ustadz Adi Hidayat memberikan penjelasan yang terpenting dalam melaksanakan puasa Syawal itu jumlahnya 6, boleh secara berurutan, atau tidak berurutan.***