Bencana selanjutnya terus berlanjut di mana suporter Brasil dilaporkan bunuh diri dan tiga lainnya meninggal dunia karena serangan jantung.
Presiden FIFA menganugerahkan trofi Jules Rimet kepada tim Uruguay bahkan tanpa adanya seremoni.
Korban berjatuhan pun tidak hanya berasal dari suporter saja melainkan juga dari skuad Brasil sendiri.
Sebagian besar skuad saat itu tidak lagi mendapat kesempatan membela timnas di Piala Dunia.
Kiper Moacir Barbosa menjadi korban paling kejam. Sebagai sosok paling disalahkan atas dua gol Uruguay, dia mendapatkan perlakuan rasis karena berkulit hitam.
Dia dikucilkan puluhan tahun dan federasi sepakbola Brasil bahkan melarang kiper berkulit hitam di timnas Brasil.
Begitu pula dengan melarang penggunaan kaos putih yang digunakan saat final 1950 dan diganti dengan warna kuning dan hijau yang digunakan hingga sekarang.
Bagi Brasil, tragedi ini menjadi pukulan yang membekas di setiap ingatan semua orang.