KEDUTODAY.COM – Simak ulasan tentang hukum puasa pada bulan Syawal apabila dimulai hari Jumat, apakah haram atau makruh?
Setelah menunaikan puasa sebulan penuh pada bulan Ramadhan, banyak umat Islam yang berlomba-lomba melaksanakan ibadah puasa pada bulan Syawal.
Namun timbul banyak pertanyaan, apakah diperbolehkah atau tidak untuk berpuasa di bulan Syawal dimulai pada hari Jumat?
Baca Juga: Hukum, Keutamaan, Niat dan Tata Cara Sholat Idul Fitri
Puasa Syawal tidak diperbolehkan dilaksanakan pada tanggal 1 Syawal sebab pada hari tersebut merupakan hari raya Idul Fitri. Jadi hari tersebut diharamkan.
Selain pada 1 Syawal, berpuasa pada hari jumat tidak diperbolehkan, puasa di hari Jumat hukumnya makruh. Jika tidak diiringi puasa di hari Kamis atau sabtu, kecuali puasa wajib Ramadhan.
Para ulama menyebutkan bahwa larangan khusus pada puasa di hari Jumat sifatnya Makruh bukan Haram. Namun demikian jika hendak berpuasa di hari Jumat sebaiknya didahului puasa di hari sebelumnya atau setelahnya.
Baca Juga: Hukum Keramas Saat Puasa dan Air Masuk Telinga, Simak Pendapat Buya Yahya Berikut
Dalam mazhab Syafi'i dan Hanbali, mengkhususkan puasa sunnah hanya pada hari Jumat hukumnya makruh. Kecuali jika setidaknya disambung dengan satu hari sebelumnya atau sesudahnya.
Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmu’ (6/436),
ويكره أن يصوم يوم الجمعة وحده فان وصله بيوم قبله أو بيوم بعده لم يكره
Artinya: dimakruhkan berpuasa hanya pada hari jumat, tetapi jika disambung dengan satu hari sebelumnya atau satu hari sesudahnya, maka kemakruhan ini tidak lagi berlaku.
Baca Juga: Hukum Mencicipi Makanan Saat Puasa, Simak Ulasan Lengkapnya Berikut Ini
Kemakruhan menjadikan hari jumat sebagai satu hari khusus berpuasa jika bertepatan dengan kesunnahan khusus puasa tertentu seperti hari Arafah. Ibn Hajar dalam Fathul Bari (4/234) menjelaskan:
وَيُؤْخَذُ مِنَ الِاسْتِثْنَاءِ جَوَازُهُ لِمَنْ صَامَ قَبْلَهُ أَوْ بَعْدَهُ أَوِ اتَّفَقَ وُقُوعُهُ فِي أَيَّامٍ لَهُ عَادَةٌ بِصَوْمِهَا كَمَنْ يَصُومُ أَيَّامَ الْبِيضِ أَوْ مَنْ لَهُ عَادَةٌ بِصَوْمِ يَوْمٍ مُعَيَّنٍ كَيَوْمِ عَرَفَةَ
Artinya: termasuk dalam pengecualian (kemakruhan puasa) adalah jika disambung dengan satu hari sebelum atau sesudahnya, atau hari Jumat bertepatan dengan adat puasa yang lain seperti puasa tengah bulan atau waktu puasa khusus seperti hari Arafah.
Baca Juga: Hukum Mengqadha Puasa Bagi Wanita Hamil dan Menyusui Menurut Ustadz Adi Hidayat
Larangan melakukan puasa secara khusus pada hari Jumat disebutkan dalam banyak hadits. Di antaranya:
لا يصومن أحدكم يوم الجمعة الا أن يصوم قبله أو يصوم بعده
Artinya: jangan kalian berpuasa pada hari jumat kecuali jika ikut berpuasa satu hari sebelumnya atau sesudahnya. (HR Bukhari Muslim).
Baca Juga: Hukum Menyelam Saat Puasa, Apakah Bisa Membatalkan Puasa? Simak Penjelasan Menurut Buya Yahya
Lalu bagaimana dengan puasa di bulan Syawal?
Puasa enam hari di bulan Syawal adalah puasa dengan waktu yang cukup lama dalam satu bulan.
Berbeda dengan kasus puasa Arafah, puasa Syawal tidak berlaku hanya pada satu hari saja.
Oleh karena itu, pengecualian kemakruhan mengkhususkan puasa pada hari Jumat saja tidak berlaku.
Baca Juga: Belum Mandi Junub Hingga Subuh, Apakah Puasa Sah? Begini Penjelasan Hukum Fiqih Islam
Berdasarkan penjelasan tersebut, makruh hukumnya jika melakukan puasa sunat Syawal hanya pada hari jumat saja. Kecuali jika kita turut berpuasa pada hari sebelumnya (kamis) atau pada hari setelahnya (sabtu).
Cara terbaik melakukan puasa di hari Jumat adalah dengan melakukan puasa di hari Rabu dan Kamis terlebih dahulu.
Hal ini sesuai dengan sabda Nabi SAW.
"Barangsiapa berpuasa di hari Rabu, Kamis dan Jumat, kemudian bersedekah dengan sebagian hartanya baik sedikit atau banyak, maka dosa perbuatannya diampuni hingga seperti baru dilahirkan oleh ibunya." (HR. Al-Thabrani, Al-Baihaqi, dan Al-Ashbahani).***